MODEL UNDERWATER PHOTOGRAPHY

Model maupun fashion underwater photography kian populer dikalangan pencinta fotografi Indonesia. Bila underwater photography lebih menitik beratkan pemotretan biota laut sebagai objek fotografi, model underwater photography
menekankan pada model bergaya didalam air.

Memotret model didalam air mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda jika dibandingkan dengan memotret biota laut. Pemotretan model dibawah air, dikolam renang, maupun dilaut, butuh kemampuan menyelam. Sebab tidak banyak model yang bisa menyelam.

Bila bernafas dengan bantuan alat selam, model tentu harus mengerti dasar benafas dengan menggunakan alat selam. Misalnya ketika berada dikedalaman 4 meter, model bernafas dengan dibantu regulator alat selam yang dibawa penyelam. Alat itu stand by disamping model sehingga model tidak perlu turun naik.
Untuk bisa berada dikedalaman 4 meter, model harus diberi pemberat (2-4 kilogram) agar tidak mengapung. Tanpa pemberat, dia tidak bisa turun kebawah. Kecenderungannya, kakinya terangkat. Hal tersebut mengakibatkan model tidak bisa berpose tegak lurus. Ketika sudah menggunakan pemberat, dia bisa menyetuh dasar lantai kolam renang. Dia bernapas dengan dibantu reglator yang dibawa penyelam disampingnya.

Kebanyakan model sangat takut ketika berada dikedalaman 4 meter tanpa menggunakan alat selam. Mereka takut bernafas dengan mulut. Kesulitan pertama bagi model untuk berpose didalam air, bernapas dengan mulut tanpa bantuan masker. Yang kedua, mempertahankan mata tetap terbuka. Biasanya, kadar kaporit yang tinggi mengakibatkan mata menjadi sakit.
Ketiga, mempertahankan senyum, tapi tidak boleh menahan hingga membuat pipi terlihat besar. Keempat, tidak mengeluarkan terlalu banyak bubble. Itu berbeda ketika model langsung menyelam tanpa bantuan alat pernapasan. Hal tersebut dilakukan ketika model berada dikedalaman 1-2 meter. Tapi kemampuan model bertahan didalam air tidak lama.

Memotret didalam air tentu membutuhkan medium air sebagai penghantar. Air sangat dipengaruhi partikel yang terlarut didalamnya. Termasuk viskositas. Karena itu, dibutuhkan air yang jernih agar tidak terjadi pengurangan ketajaman. Kejernihan air kolam sangat dipengaruhi anyaknya kaporit yang terlarut.

Semakin banyak kaporit dalam air, semakin besar redusi ketajaman foto, apalagi banyak orang yang berenang dikolam renang. Penggantian air kolam yang tidak terlalu sering mengakibatkan kotoran yang terlarut lebih banyak. Untuk medium air laut, gerakan subjek yang memotret didalam air laut membuat partikel halusnya berhamburan.

Sebenarnya, jarak pemotretan yang ideal dalam foto bawah air tidak boleh lebih dari 3 meter meski kejernihan air sangat berpengaruh pada penentuan jarak pengambilan. Jarak pengambilan gambar berpengaruh pada detail. Semakin jauh jarak pengambilan gambar, semakin banyak detail yang hilang. Selain itu hal tersebut memunculkan banyak noise pada foto bawah air.

Hal lain yang perlu dipahami, arah datangnya cahaya dalam air. Apalagi, jika fotografer hanya mengandalkan available lighting. Pemotretan model dibawah air lebih bagus jika dilakukan saat matahari tidak terlalu tinggi. Yaitu sore dan pagi. Pada waktu itu, jatuhnya cahaya didalam air bisa membentuk cahaya Rembrandt. Pemotretan pada siang berdampak pada munculnya bayangan mirip kulit harimau yang disebabkan gerakan air dipermukaan. Top lighting tersebut bisa mengakibatkan bayangan pada cekung mata.

Di dalam air terjadi perubahan perspektif objek yang difoto. Penyebabnya, ada perbedaan index bias didalam air dan udara. Model menjadi lebih dekat dengan pemotretnya. Artinya ada perubahan jarak, seperti pada perubahan magnifikasi antara kamera analog dan DSLR APS. Obejk di darat akan menjadi lebih dekat didalam air

Hal penting lainnya, fotografer underwater tetap harus memahami bahwa cahaya yang masuk kedalam air akan mengalami absorbsi warna. Pada kedalaman 1-5 meter, tidak ada warna yang hilang. Pada kedalam 5-10 meter, warna merah akan hilang. Semakin kedalam warna yang dominan adalah hijau dan biru sehingga diperlukan baju model yang kontras dengan warn abiru dan hijau

Di dalam air akan terjadi pengurangan 2 stop exposure. Pengurangan exposure tersebut juga bergantung pada tingkat kedalaman. Penggunaan ISO 400 mengurangi penurunan exposure tersebut. Setelah itu kecepatan tidak boleh lebih rendah daripada 1/125.

Oleh : YUYUNG ABDI (Jawa Pos)

Next Prev

back to top Related Posts with Thumbnails